Thursday, April 23, 2020

PAMERAN


1. Pengertian Pameran
Pengertian Pameran Seni Rupa · Pameran seni rupa adalah suatu kegiatan penyajian atau penyampaian idea tau gagasan karya seni rupa melalui media karya seni kepada masyarakat umum untuk dapat di apresiasi. · Dapat dijadikan komunikasi antara pembuat karya seni rupa dengan masyarakat yang dapat mengapresiasi hasil karya seni rupa. · Menurut Galeri Nasional, pameran merupakan suatu kegiatan penyajian karya seni rupa untuk dikomunikasikan sehingga dapat diapresiasikan oleh masyarakat luas.

 2. Tujuan Pameran Seni Rupa
 Ada beberapa tujuan pameran seni rupa seprti tujuan social, tujuan kemanusiaan, tujuan komersial, dan tujuan yang berkaitan dengan pendidikan. 
1) Tujuan Social berarti bahwa kegiatan pameran seni rupa baik skala besar maupun skala terbatas di sekolah. Karya seni yang dipamerkan dipergunakan untuk kepentingan social.
 2) Tujuan komersial pameran berkaitan dengan kegiatan untuk menghasilkan profit atau keuntungan terutama bagi seniman dan penyelenggara pameran. Berkaitan dengan tujuan komersial, sebuah kegiatan pameran diselenggarakan dengan harapan karya yang dipamerkan terjual dan mendatangkan keuntungan bagi pemilik karya atau penyelenggara.
3) Tujuan kemanusiaan kegiatan pameran adalah untuk kepentingan pelestarian, pembinaan nilai-nilai, dan pengembangan hasil karya seni budaya yang dimiliki oleh masyarakat. Jika hasil penjualan karya akan digunakan untuk kegiatan sosila kemanusiaan seperti disumbangkan ke panti asuhan, masyarakat tidak mampu atau korban bencana alam
 4) Dalam konteks pembelajaran atau pendidikan seni rupa disekolah, tujuan utama pameran sekolah adalah untuk mendapatkan apresiasi dan meningkatkan kualitas berkarya selanjutnya serta peningkatan wawasan kesenirupaan.

 3. Manfaat Pameran Seni Rupa
 Penyelenggaraan pameran disekolah memiliki manfaat, di antaranya sebagai berikut:
 1) Menumbuhkan dan menambah kemampuan siswa dalam memberi apresiasi terhadap karya orang lain.
2) Menambah wawasan dan kemampuan dalam memberikan evaluasi karya secara lebih objektif.
3) Melatih kerja kelompok (bekerjasama dengan orang lain).
4) Mempertebal pengalaman social.
5) Melatih siswa untuk bertanggungjawab dan bersikap mandiri.
6) Melatih siswa untuk membuat suatu perencenaan kerja melaksanakan apa yang telah direncanakan, (membangkitkan motivasi dalam berkarya seni).
7) Sebagai sarana untuk penyegaran bagi siswa dari kejenuhan bekajar dikelas, dan sebagainya.

4. Fungsi Pameran Seni Rupa
 Mnurut Cahyono (2002: 9.6) membedakan fungsi pameran menjadi empat kategori, yaitu fungsi apresiasi, fungsi edukasi, fungsi rekreasi, dan fungsi prestasi. 
1) Fungsi apresiasi, diartikan sebagai kegiatan untuk menilai dan menghargai kerya seni. Melalui kegiatan pameran ini diharapkan dapat menimbulkan sikap menghargai terhadap karya seni.
2) Fungsi edukasi, kegiatan pameran karya seni disekolah akan memberikan nilai-nilai ajaran terhadap masyarakat terutama apresiator, misalnya nilai keindahan, nilai sejarah, niali budaya, dan sebagainya. Selain itu karya yang dipamerkan harus memiliki nilai-nilai yang positif terhadap siswa dan warga sekolah.
3) Fungsi rekreasi, kegiatan pameran memberikan rasa senang sehingga dapat memberikan nilai psikis dan spiritual terutama hiburan. Dengan menyaksikan pameran, apresiator menjadi senangg, tenang dan memberikan oencerahan.
4) Fungsi prestasi dimaksudkan bahwa dengan kegiatan pameran disekolah dapat diketahui siswa yang berbakat dalam bidang seni. Hal ini bisa disaksikan dari bentuk-bentuk kreasi yang ditampilkan oleh para siswa. Apresiator bisa member penilaian apakah siswa yang menciptakan karya ini kreatif atau kurang kreatif.



6.      Perencanaan Pameran Seni Rupa
T    tahap awal dari penyelenggaraan suatu pameran seni rupa adalah tahap perencanaan. Pada tahap ini disusun suatu rencana kegiatan pameran secara sistematis dan logis. Rencana kegiatan pameran meliputi berbagai aspek yang perlu diperhatikan seperti tujuan, tema, materi, kepanitiaan, tempat, waktu, dan agenda kegiatan pameran
1)      Menentukan Tujuan Pameran

2)      Menentukan Tema Pameran

3)      Menentukan Materi Pameran
   
4)      Menyusun Kepanitiaan
  
5)      Menentukan Tempat dan Waktu Pameran

6)      Menyusun Agenda Kegiatan Pameran

7)      Menyusun Proposal Pameran


7.      Persiapan Pameran Seni Rupa di Sekolah
Setelah dilakukan perencanaan secara matang dan proposal kegiatan sudah mendapat tanggapan, maka tahap selanjutnya adalah tahap persiapan.
Pada tahap ini, panitia mulai bekerja untuk menyiapkan berbagai kebutuhan dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam pameran.
1)      Pengumpulan dan Pemilihan Karya Seni Rupa
·         Seksi pengumpul dan seleksi karya bertugas untuk mengumpulkan berbagai karya seni rupa dan menyeleksi karya-karya yang memenuhi syarat untuk dipamerkan.
·        Dalam proses seleksi karya, panitia dapat melibatkan guru kesenian untuk memilih beberapa karya dari sejumlah karya yang berhasil terkumpul.
·         Beberapa bentuk karya seni rupa yang dapat dipamerkan dalam pameran seni rupa antara lain karya gambar atau lukisan, karya hasil ukiran atau anyaman, karya hasil pahatan dalam bentuk patung, karya kerajinan tangan berupa benda hias atau benda pakai, hasil karya jahit atau rajut, rangkaian bunga dan sebagainya.


2)      Menyiapkan Ruang Pameran
·    Seksi dekorasi dan penataan ruang bertanggung jawab untuk menyiapkan ruang pameran. Ruang pameran harus didekorasi sedemikian rupa agar terlihat menarik dan disesuaikan dengan tema yang digunakan.
·         Dekorasi ditujukan agar lingkungan pameran baik diluar maupun didalam ruangan pameran terlihat indah, nyaman, dan menarik sehingga pengunjung merasa puas dan tidak jemu.
3)      Penyesuaian Waktu Pameran
·    Meskipun jadwal pelaksanaan pameran telah ditetapkan di dalam proposal dan agenda kegiatan, akan tetapi terkadang jadwal pameran masih harus disesuaikan kembali.
·    Jadwal harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Oleh karena itu, panitia harus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan waktunya.
4)      Menyiapkan Perlengkapan untuk Pameran
·         Seksi perlengkapan bertanggung jawab menyiapkan berbagai perlengkapan yang dibutuhkan untuk pameran.
·      Beberapa perlengkapan yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan pameran seni rupa antara lain meja, sketsel atau papan panel (untuk menempelkan karya lukisan atau fotografi), pedestal (untuk kejainan tangan atau patung), panil, katalog, buku tamu, buku kesan dan pesan, poster, brosur, folder, denah lokasi, petunjuk arah, dan sebagainya.
5)      Penempatan Karya Seni Rupa
·      Seksi dekorasi dan penataan ruang juga bertaggung jawab untuk penempatan karya seni rupa. Ruang pameran harus ditata sedemikian rupa dengan pembagian tata ruang yang baik agar kegiatan pameran dapat berlangsung dengan baik tanpa kendala dari segi ruangan.
·      Untuk karya tiga dimensi seperti patung atau guci, sebaiknya diletakkan ditempat yang dapat dilihat dari berbagai sudut sehingga pengunjung dapat melihat bentuknya dari berbagai arah.
·      Selain itu, karya harus disusun sedemikian rupa sehingga terlihat komposisi yang seimbang baik dari segi ukuran atau warna.
·    Untuk karya dua dimensi seperti lukisan, jika dipasang pada tempat yang lebih tinggi dari rata-rata tubuh pengunjung, maka harus dibuat condong ke bawah agar mudah dinikmati.
·        Selain itu, jangan letakkan karya dengan komposisi warna yang kurang pada ruang yang minim cahaya karena akan semakin memperlemah warnanya.
6)      Menyiapkan Tata Cahaya
·   Seksi perlengkapan juga bertugas menyiapkan peralatan untuk penerangan dan mengatur tata cahaya unutk pameran. Lampu penerang dipasang disetiap papan pamer (panel) atau di plafon.
·    Pemilihan jenis lampu dan penataannya harus diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu pandangan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalan tata cahaya antara lain:
a)      Jangan menyilaukan mata pengunjung
b)      Usahakan lampu cukup terang agar karya terlihat dengan jelas
c)      Sumber cahaya tidak hanya dari salah satu sudut saja
d)     Usahakan agar lampu tidak mempengaruhi warna karya terutama lukisan.
7)      Menyiapkan Sound System
·         Meski tidak seperti pergelaran yang identik dengan musik dan suara, pameran seni rupa juga membuutuhkan sound system.
·         Sound system digunakan dalam acara pembukaan dan untuk memperdengarkan musik instrumental berirama lembut selama pameran berlangsung.
·         Music berirama lembut berfunfsi mendukung suasana pameran shongga pengunjung lebih terhibur dan tidak merasa jenuh.
8)       Menyiapkan Media Publikasi
·         Seksi publikasi bertanggung jawab menyiapkan berbagai media publikasi untuk  pengadaan penyiaran atau pemberitahuan kepada murid-murid mengenai pameran yang akan dilaksanakan.
·         Media publikasi dapat dalam bentuk brosur, iklan, siaran radio, selebaran, spanduk, dan sebgainya.

8.      Pelaksanaan Pameran Seni Rupa di Sekolah
Setelah persiapan untuk menyelenggarakan pameran seni rupa selesai diekrjakan, maka pameran pun sudah siap untuk dilaksanakan. Hari pelaksanaan merupakan hari yang mendebarkan bagi panitia sebab pada hari itulah kerja keras mereka selama persiapan dipertaruhkan.
Keberhasilan suatu pameran juga bergantung pada kerja sama panitia saat pelaksanaan berlangsung.
1)      Pembukaan Pameran Seni Rupa
Pelaksanaan pameran dimulai dengan cara pembukaan yang ditandai dengan kata sambutan dari ketua panitia pelaksana, pembimbing, serta acara sambutan sekaligus pembukaan pameran oleh Kepala Sekolah atau pihak yang mewakilinya.
2)      Menyambut Tamu atau Pengunjung
·      Pada saat pembukaan berlangsung, panitia yang bertugas sebagai seksi stand atau penyambut bertugas untuk  menyambut pengunjung yang datang dan meminta pengunjung untuk mengisi buku tamu.
·       Panitia kemudian membagikan katalog pameran dan mempersilahkan pengunjung untuk menikmati jamuan yang disediakan oleh panitia.
3)      Memandu Pengunjung
·     Selain menyambut pengunjung yang datang, seksi stand juga bertanggung jawab untuk memandu pengunjung agar dapat menikmati pameran dengan nyaman.
·     Seksi stand harus memberikan arahan dan penjelasan kepada pengunjung terkait karya seni rupa yang dijaga atau menjawab berbagai pertanyaan yang datang dari pengunjung mengenai karya tersebut.
4)      Mengamati Situasi dan Kondisi Pameran
·    Selama kegiatan berlangsung , sesekali panitia atau penyelenggara harus mengamati situasi dan kondisi pameran untuk memastikan bahwa kegiatan berjalan dengan baik dan untuk melihat apa da masalah tertentu terkait saran dan perlengkapan pameran
·    Panitia juga perlu mengamati kondisi pencahayaan, posisi karya seni rupa yang dipamerkan, serta keutuhan dan karya-karya tersebut.
·      Jika terjadi suatu masalah terkait hal itu, panitia harus segera mengambil langkah inisiatif untuk mengatasinya tanpa harus mempengaruhi kegiatan pameran.
·   Dalam masalah pegamatan ini, panitia yang berada di seksi keamanan juga memegang peran penting dalam menjaga ketertiban dan keaman.
·    Panitia harus memprioritaskan kenyamanan dan keamanan pengunjung agar mereka merasa senang menghadiri pameran tersebut.
5)      Mendokumentasikan Kegiatan Pameran
 Seksi dokumentasi bertugas mendokumentasikan kegiatan pameran yang berlangsung.  Panitia yang berada di seksi dokumentasi harus mengerti bagian-bagian mana saja yang perlu didokumentasikan sehingga hasil dari dokumentasi tersebut dapat digunakan sesuai kebutuhan terutama untuk menyusun laporan.
6)      Menyusun Laporan Kegiatan Pameran
·    Selain bertugas dalam hal surat menyurat dan publican kegiatan, seksi publikasi juga bertugas untuk membuat laporan dokumentasi pamera.
·   Panitia yang bertugas sebagai seksi publikasi memiliki tanggung jawab untuk mengumpulkan hasil pemotretan tentang kegiatan pameran dari awal hingga penutupan.
·    Melalui data-data yang dikumpulkan tersebut, dibuatlah sebuah laporan tertulis yang dibuat oleh panitia sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan pameran seni rupa.
·     Laporan kegiatan diserahkan kepada kepala sekolah selaku pihak yang bertanggung jawab terhadap segala kegiatan sekolah.
·  Laporan kegiatan tidak hanya sebagai pertanggungjawaban saja tetapi jyga digunakan sebagai bahan evaluasi untuk melihat kekuranagn atau kelemahan yang ada selama kegiatan berlangsung sehingga dapat diperbaiki untuk pameran dimasa yang akan datang.

WAYANG


     UNESCO, lembaga yang membawahi kebudayaan dari PBB, pada 7 November 2003 menetapkan wayang sebagai pertunjukan bayangan boneka tersohor dari Indonesia, sebuah warisan mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity). Sebenarnya, pertunjukan boneka tak hanya ada di Indonesia karena banyak pula negara lain yang memiliki pertunjukan boneka. Namun pertunjukan bayangan boneka (Wayang) di Indonesia memiliki gaya tutur dan keunikan tersendiri, yang merupakan mahakarya asli dari Indonesia. Untuk itulah UNESCO memasukannya ke dalam Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia pada tahun 2003.                                                                                                              Tak ada bukti yang menunjukkan wayang telah ada sebelum agama Hindu menyebar di Asia Selatan. Diperkirakan seni pertunjukan dibawa masuk oleh pedagang India. Namun, kegeniusan lokal dan kebudayaan yang ada sebelum masuknya Hindu menyatu dengan perkembangan seni pertunjukan yang masuk memberi warna tersendiri pada seni pertunjukan di Indonesia. Sampai saat ini, catatan awal yang bisa didapat tentang pertunjukan wayang berasal dari Prasasti Balitung pada Abad ke 4 yang berbunyi si Galigi mawayang Ketika agama Hindu masuk ke Indonesia dan menyesuaikan kebudayaan yang sudah ada, seni pertunjukan ini menjadi media efektif menyebarkan agama Hindu. Pertunjukan wayang menggunakan cerita Ramayana dan Mahabharata.                                                                                                     Para Wali Sembilan di Jawa, sudah membagi wayang menjadi tiga. Wayang Kulit di timur, wayang wong di Jawa Tengah dan wayang golek di Jawa Barat. Adalah Raden Patah dan Sunan Kali Jaga yang berjasa besar. Carilah wayang di Jawa Barat, golek ono dalam bahasa jawi, sampai ketemu wong nya isinya yang di tengah, jangan hanya ketemu kulit nya saja di Timur di wetan wiwitan. Mencari jati diri itu di Barat atau Kulon atau kula yang ada di dalam dada hati manusia. Maksud para Wali terlalu luhur dan tinggi filosofi nya. Wayang itu tulen dari Jawa asli, pakeliran itu artinya pasangan antara bayang bayang dan barang aslinya. Seperti dua kalimah syahadat. Adapun Tuhan masyrik wal maghrib itu harus diterjemahkan ke dalam bahasa jawa dulu yang artinya wetan kawitan dan kulon atau kula atau saya yang ada di dalam. Carilah tuhan yang kawitan pertama dan yang ada di dalam hati manusia. (sik) Demikian juga saat masuknya Islam, ketika pertunjukan yang menampilkan “Tuhan” atau “Dewa” dalam wujud manusia dilarang, munculah boneka wayang yang terbuat dari kulit sapi, di mana saat pertunjukan yang ditonton hanyalah bayangannya saja. Wayang inilah yang sekarang kita kenal sebagai wayang kulit. Untuk menyebarkan Islam, berkembang juga wayang Sadat yang memperkenalkan nilai-nilai Islam. Ketika misionaris Katolik, Bruder Timotheus L. Wignyosubroto, FIC pada tahun 1960 dalam misinya menyebarkan agama Katolik, ia mengembangkan Wayang Wahyu, yang sumber ceritanya berasal dari Alkitab.

ILUSTRASI

  kegiatan yang bertujuan untuk memperjelas ide cerita atau narasi, di mana tujuan utamanya untuk memperjelas, memperkuat, mempertegas dan m...