Sunday, January 14, 2024

ILUSTRASI

 kegiatan yang bertujuan untuk memperjelas ide cerita atau narasi, di mana tujuan utamanya untuk memperjelas, memperkuat, mempertegas dan memperindah cerita tersebut baik dari berita maupun dari pesan. Dalam menciptakan sebuah ilustrasi, seorang perancang grafis tentu akan membutuhkan pemikiran yang kuat guna menggabungkan elemen-elemen desain. Sehingga mereka dapat menghasilkan sesuatu yang berbeda dengan yang lain.

Ilustrasi berasal dari bahasa Belanda (ilustratie) yang artinya hiasan dengan gambar atau pembuatan sesuatu yang jelas. Rata-rata penggunaan ilustrasi ini berupa buku dalam bentuk gambar kartun. Ilustrasi sebagai elemen yang paling tinggi sebagai daya tarik dalam perancangan sebuah buku. Dengan adanya sebuah ilustrasi, akan membantu pembaca berimajinasi sewaktu membaca sebuah buku. Dengan kata lain, makna atau pesan yang ada di dalam buku diharapkan bisa lebih mudah tersampaikan.

Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ilustrasi adalah sebuah gambar untuk membantu memperjelas sebuah buku, karangan dan lain-lain. Kemudian, ilustrasi juga sebagai sebuah gambar, desain atau diagram penghias. Selain itu, dalam KBBI juga mengatakan bahwa ilustrasi adalah sebuah penjelasan tambahan untuk menjelaskan sebuah paparan.

SKETSA

 Sketsa berasal dari bahasa Yunani, yaitu "skedios extempore" yang artinya "tanpa persiapan". Kemudian diadopsi ke bahasa Inggris menjadi "sketch".

Sketsa adalah uraian ide awal berbentuk gambar yang berfungsi untuk mewakili gambar akhir. Sketsa ini sifatnya sementara, kasar dan menggunakan goresan-goresan garis.

Menurut Ika Muslima (2016), sketsa adalah lukisan cepat atau rancangan sederhana yang menggambarkan penggalan-penggalan utama.

Menurut Edward Kenedy (2012), sketsa adalah rancangan sederhana untuk menunjukkan bagian-bagian utama tanpa detail.

Fungsi dan Tujuan Sketsa

Membuat sketsa bukan hanya untuk iseng-iseng saja. Walaupun terkesan agar merepotkan dan membuang waktu, sketsa sangat penting untuk dibuat.

Dikutip dari buku Sketsa dan Gambar yang ditulis Drs. Bayu Arsana, fungsi dan tujuan sketsa antara lain:

  • Sketsa sebagai rancangan awal sebelum diwujudkan dalam bentuk gambar secara lengkap.
  • Sebagai sarana eksplorasi sebelum menggambar secara lengkap.
  • Sebagai media ekspresi untuk mengungkapkan perasaan.
  • Sketsa dibuat untuk menampung ide. Saat terlalu banyak ide dalam pikiran, bisa dituangkan terlebih dahulu ke dalam sketsa.
  • Dapat meminimalisir kesalahan saat membuat gambar.
  • Meningkatkan koordinasi pengamatan dan keterampilan tangan.
  • Supaya dapat lebih fokus membuat gagasan tema.
  • Untuk membandingkan rencana satu dengan yang lainnya. Dengan dibuat sketsa, maka dapat dilihat mana yang lebih baik.

Jenis-jenis Sketsa

Sketsa bisa dibuat dengan sangat jelas atau hanya garis outline saja.

Dikutip dari buku berjudul Produk Kreatif dan Kewirausahaan yang ditulis oleh Saryanto, terdapat beberapa jenis sketsa yang dibedakan berdasarkan kejelasan gambarnya, di antaranya:

1. Gambar Garis Besar

Jenis sketsa ini hanya gambaran besar saja, dengan goresan-goresan garis sederhana (outline) tanpa rincian dan belum sempurna.

2. Sketsa Cepat

Dalam sketsa cepat, bentuk garisnya lebih detail dan bentuk gambar sudah bisa terlihat dengan jelas. Biasanya akan ditambahkan arsiran yang menunjukkan pencahayaan.

Studi citra hanya berupa coret-coretan saja. Biasanya gambar sketsa sudah menunjukkan gambar bentuk, tapi masih kurang jelas dan tidak terperinci.

Monday, January 8, 2024

PAGELARAN SENI

 

  1. Pengertian Pergelaran
    Pergelaran adalah suatu kegiatan dalam pertunjukan hasil karya seni kepada banyak orang di tempat tertentu. Untuk mencapai suatu tujuan pada dasarnya pergelaran adalah merupakan kegiatan konsumsi secara tidak langsung antara pemain dengan penonton untuk mencapai kepuasan masing-masing (baik penonton maupun pemain).
    Baik tidaknya suatu pergelaran dapat diukur dengan melihat bagaimana respon dan perhatian serta perhatian penonton selama pergelaran itu berlangsung. Kadang-kadang ada suatu pergelaran yang ditinggalkan oleh penonton ini menandakan bahwa pergelaran itu tidak dapat berkomunikasi dengan penontonnya.

2. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan pergelaran diantaranya adalah :
– Untuk hiburan dalam acara tertentu
– Untuk menghibur masyarakat
– Untuk penghargaan
– Untuk ucapan khusus
– Untuk komersial
– Supaya kesenian tidak hilang
– Supaya kesenian dilestarika

          3. Unsur Pergelaran
Unsur-unsur pergelaran meliputi :

  • Materi sajian
    Materi sajian adalah bentuk karya seni karawitan yang akan disajikan dengan maksud dan tujuan pergelaran, karena baik buruknya suatu materi sajian tergantung pada tujuan penyelenggara pergelaran. Maksud dan tujuan suatu pergelaran itu banyak sekali baik dalam pergelaran kecil maupun dalam pergelaran besar.
  •  Pemain
    Pemain adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam kegiatan seni, baik sebagai juru sekar, juru gendang, maupun yang memainkan suatu pemeran seorang tokoh yang mendalam dalam suatu materi sajian. Pergelaran pemain adalah merupakan unsur terpenting dalam pergelaran karena materi sajian pergelaran dalam hal ini secara langsung dipertontonkan oleh seorang pemain. Kesuksesan serta keberhasilan suatu pergelaran tergantung pula kepada pemain. Oleh karena itu seorang pemain harus benar-benar siap pentas, dalam arti siap segala-galanya baik mentalitas maupun penguasaan materi sajian. Sehingga dapat bermain dengan sempurna serta dapat memberikan suatu kepuasan kepada penonton.
  •  Sarana
    Sarana merupakan unsur pendukung yang tidak boleh dianggap terlibat dalam suatu pergelaran. Karena unsur sarana sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dan keberhasilan dalam pencapaian tujuan pada suatu pergelaran.
    Sarana meliputi, tempat pergelaran dan hal-hal yang digunakan dalam pergelaran seperti: dekorasi, pentas, tata cahaya, saund system, tata rias, tata busana, dan lain-lain.
  •  Penonton
    Menonton suatu pergelaran karawitan merupakan bagian dari kebutuhan hidup yang menyenangkan. Jadi dengan menonton pergelaran karawitan, orang dapat melepaskan diri sejenak dari kejenuhan dan kejemuan sehari-hari. Kepuasan yang didapat akan melahirkan kebahagiaan bagi penonton. Karena itu penonton menginginkan materi sajian yang menyenangkan. Apabila sajian pergelaran itu tidak memuaskan hal ini dapat menimbulkan mengecewakan bagi penonton, terkadang-kadang penonton dengan spotanitas melontarkan tanggapannya baik kekagumannya maupun mengecewakannya karena tidak puas. Dengan demikian penonton adalah salah satu unsur yang penting dalam suatu pergelaran.
  •  Penyelenggara Pergelaran Kesenian
    Pergelaran melputi bagian yang bersifat manajemen dan bagian yang langsung berdampak pada kegiatan seni. Yang dimaksud dengan bagian manajemen yaitu kumpulan orang-orang yang melakukan suatu kegiatan dalam mengurus operasional pergelaran yang dipimpin oleh produser. Di sekolah biasanya dipimpin oleh ketua panitia atau oleh Kepala Sekolah.
    Bagian ini mengurusi tentang memeroleh dana dan cara kegunaannya seta mempersiapkan keperluan-keperluan pelaksanaan pergelaran, seperti; perijinan, tempat pergelaran, perlengkapan- perlengkapan pergelaran, konsumsi, transportasi murah, dan penonton. Bagian yang berlangsung dengan kegiatan seni yaitu kumpulan orang-orang yang melakukan suatu kegiatan khusus sesuai dengan ditentukan masing-masing seperti; pemain, pelatih, piƱata cahaya, penata suara, penata rias dan sebagainya yang dipimpin oleh seorang sutradara

Adapun langkah-langkah persiapan dalam penyelenggaraan pergelaran diantaranya :
1. Pengorganisasian pergelaran
2. Menentukan tema, sasaran, materi sajian, serta artis.
3. Pelaksanaan latihan
4. Evaluasi latihan pergelaran
5. Menyiapkan sarana pergelaran
6. Gladi resik
7. Melaksanakan pergelaran

  1.  Perorganisasian Pergelaran
    Maksudnya adalah dalam sebuah pergelaran ada perorganisasiannya dalam kata lain kepengurusan kepanitiaan. Oleh karena itu merupakan sarana komunikasi untuk mengatur dan mengarahkan semua potensi demi mencapai tujuan atau sasaran pergelaran.
    Perorganisasian disekolah dapat menggunakan cara:
    • Penanggung jawab : Kepala Sekolah
    • Koordinator Pergelaran : Guru muatan lokal kesenian
    • Ketua Pelaksana : Ketua OSIS
    • Wakil Ketua : Wakil ketua OSIS
    • Sekertaris : Siswa
    • Bendahara : Siswa
    • Seksi-seksi : – Seksi sarana dan prasarana
    – Seksi Latihan
    – Seksi konsumsi
  2.  Menentukan Tema, Sasaran, Materi Sajian, serta Artis
    Dalam suatu pergelaran kita harus menentukan tema dan sasaran atau tujuan serta materi sajian. Untuk menyebutkan tema kita harus menentukan tujuan dan sasaran terlebih dahulu. Apabila sasaran dan tema telah ditentukan, maka kita dapat menyusun materi sajian yang akan ditampilkan.
  3.    Latihan Latihan
    Dalam pelaksanaan latihan sangat diutamakan rasa tanggung jawab, sungguh-sungguh, serius, dan tepat waktu. Hal ini sangat berpengaruh besar terhadap keberhasilan dan keberhasilan penyelenggaraan pergelaran.
  4.  Latihan Evaluasi
    Bertujuan untuk mengukur kesiapan dalam pergelaran apabila belum siap pentas, maka kita dapat mengintensifkan latihan dengan menambah waktu latihan.
  5.  Menyiapkan Sarana Pergelaran
    Agar penyelenggara pergelaran dapat terlaksanakan dengan baik maka sarana yang perlu di cek terlebih dahulu.
  6.  Gladi Resik
    Adalah latihan terakhir yang biasanya dilaksanakan ditempat pergelaran, seolah-olah benar-benar sedang melakukan pergelaran. Hal ini bertujuan agar pemain dapat menguasai pentas.
  7.  Melaksanakan Pagelaran
    Sesuai langkah-langkah dalam pagelaran kita terlebih dahulu harus menyusun kepengurusan pagelaran
    • Penanggung jawab : Kepala Sekolah
    • Koordinator Pergelaran : Guru muatan lokal kesenian
    • Ketua Pelaksana : Ketua OSIS
    • Wakil Ketua : Wakil ketua OSIS
    • Sekertaris : Siswa
    • Bendahara : Siswa
    • Seksi-seksi : – Seksi sarana dan prasarana
    – Seksi latihan
    – Seksi konsumsi
  8.  Tugas-tugas Kepengurusan Pergelaran
    1. Ketua pelaksana  : mengatur segala hal dalam penyelengaraan pergelaran, mampu berkomunikasi, dan bekerja sama antara kepala sekolah maupun siswa dan juga memiliki sifat kepemimpinan.
    2. Wakil ketua  : Bertugas untuk mendampingi ketua, atau menggantikan ketua bila ketua berhalangan, dan memberikan dorongan untuk melancarkan kegiatan.
    3. Sekertaris  : mencatat notula semua kegiatan kepengurusan selama penyelenggaraan pergelaran, dan juga membuat laporan kegiatan sebelum dan sesudah penyelenggaraan pergelaran.
    4. Bendahara  : Bertugas sebagai penerima, penyimpan dana yang masuk dalam pembiayaan pergelaran, dan bertanggung jawab atas penggunaan keuangan.
    5. Seksi sarana dan prasarana  : Bertugas untuk mengurus dan melayani serta mempersiapkan alat-alat yang diperlukan dalam pergelaran.
    6. Latihan Seksi  : Bertugas untuk penangguang jawab dalam latihan, menyusun jadwal latihan, serta menyiarkan setiap latihan.
    7. Konsumsi Seksi  : Bertugas untuk memberikan konsumsi selama pergelaran bagi panitia, para undangan, dan para pemain.

     * Hal-hal yang perlu dipertahankan dalam menulis sinopsis adalah:
a. Menggunakan bahasa penulis sinopsis
b. Sudut pandang orang ketiga
c. Alurnya maju
d. Tidak ada dialog

Pagelaran atau Drama mempunyai unsur-unsur pembangunan cerita dan unsur-unsur tersebut biasanya disebut unsur-unsur intrinsik. Unsur-unsur itu adalah tema, alur, perwatakan, amanat, latar (setting), dan titik pengisahan (sudut pandang).

  1.  Tema
    Tema merupakan ide yang mendasari suatu cerita sehingga mampu menampilkan suatu karya fiksi yang diciptakannya. Persoalan, cita-cita, dan gagasan yang diungkapkan pengarang tidak terlepas dari tema.
  2.  Alur
    Alur atau plot adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga terjalinnya suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita. Alur disusun tidak lepas dari tema. Jalan cerita yang disusun atau dijalin tidak boleh meloncat ke tema lain. Tiap-tiap kejadian akan berhubungan sehingga seluruh cerita merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan-pisahkan.
  3.  Karakter/ Perwatakan
    Dalam cerita rekaan, ada individu yang diceritakan. Individu ini dalam karya sastra lazim disebut tokoh. Tokoh tersebut digambarkan mempunyai karakter atau watak, misalnya pemarah, periang, pemabuk, pemalu, penyabar, atau rajin. Penggambaran watak tokoh dapat secara langsung ataupun tidak langsung. Orang yang mempunyai watak pemarah, tidak langsung dikatakan 'dia pemarah', tetapi dengan deskripsi atau kalimat lain sehingga pembaca mengetahui bahwa tokoh yang digambarkan dalam cerita tersebut memiliki sifat pemarah.
  4.  Amanat
    Dalam cerita rekaan, terdapat pesan yang ditanamkan oleh pengarang. Pesan atau amanat ini dapat dihitung sendiri oleh pembacanya. Tidak mungkin terjadi perbedaan penafsiran amanat pembaca dengan amanat atau pesan yang dikehendaki pengarang.
  5.  Latar/ Setting
    Latar adalah segala keterangan atau petunjuk, pengacuan yang berhubungan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra beserta tempatnya. Dari pengertian latar ini, dikenal latar waktu (kapan), latar tempat (di mana), dan latar sosial (keadaan lingkungan masyarakat). Pengungkapan latar ada yang secara langsung dan tidak langsung. Dalam cerita yang baik, antara latar dan penokohan sangat menyatu sehingga baik penokohan maupun latar tidak dapat dipertukarkan.
  6.  Sudut Pandang/ Titik Pengisahan (Sudut pandang)
    Sudut pandang atau titik pengisahan dalam kesusastraan mencakup:
    a.    Sudut pandang fisik,  yaitu posisi dalam waktu dan ruang yang digunakan pengarang dalam pendekatan materi cerita;
    B.    Sudut pandang mental,  yaitu perasaan dan sikap pengarang terhadap masalah dalam cerita;
    C.    Sudut pandang pribadi,  yaitu hubungan atau keterlibatan pengarang dengan pokok masalah dalam cerita.
  7.  Menjiwai Karakteristik Tokoh Drama
    Untuk mendapatkan hasil pementasan yang baik, salah satunya terletak pada kemampuan pemain dalam menjiwai karakteristik tokoh yang diperankannya. Dalam hal ini, seorang pemain harus berusaha menghayati sedalam mungkin karakter yang akan diperankannya sehingga ia mampu menempatkan dirinya sehingga seorang tokoh di dalam drama tersebut, bukan sebaliknya menjadi dirinya sendiri. Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan ketika memerankan tokoh drama, antara lain sebagai berikut,
  8.  Kosentrasi
    Pemusatan pikiran untuk menghayati dan menjiwai tokoh yang akan diperankan. Pemusatan pikiran ini melibatkan tiga faktor, yaitu faktor fisik, mental, dan emosional.
  9.  Kemampuan mendayagunakan emosi
    Seorang pemain diharuskan mampu menampilkan bentuk-bentuk tokoh emosional yang diperankan dengan baik. Bentuk-bentuk emosional biasanya ditampilkan dalam bentuk mimik muka, gerak, ataupun suara.
  10.  Kemampuan laku dramatik
    Kemampuan laku dramatik ialah kesanggupan pemain dalam melakukan sikap, tindakan, serta prilaku, yang merupakan ekspresi dari tuntutan emosi.
  11.  Kemampuan membangun karakter
    Karakter pemain sebisa mungkin identik dengan karakter tokoh yang ingin diperankan. Seorang pemain dituntut untuk tidak tampil dengan karakter pribadinya, melainkan sebagai tokoh yang diperankannya.
  12.  Kemampuan melakuakan observasi
    Kemampuan ini berkaitan dengan kemapuan pemain dalam menampilkan gerak yang seidentik mungkin dengan gambaran kenyataan yang ada dalam naskah drama. Kemampuan tersebut dapat dilatih dengan melakukan observasi/pengamatan langsung terhadap sikap aktivitas manusia sehari-hari.
  13.  Kemampuan menguasai irama
    Irama yang dimaksud adalah tempo permainan gerak atau prilaku agar terjadi pertunjukan dalam pemeranan. Tempo tersebut didasarkan pada deskripsi yang ada

Tuesday, January 2, 2024

PRINSIP SENI RUPA

 Pengertian Prinsip Seni Rupa Prinsip adalah hal yang penting dan perlu dipegang dalam mengerjakan sesuatu, termasuk dalam pembuatan karya seni. Meliantina dalam Pengantar Seni Rupa (2023) menyebut bahwa prinsip seni rupa adalah cara penyusunan dan pengaturan unsur-unsur seni rupa sehingga membentuk suatu karya seni. Prinsip seni rupa juga disebut dengan asas seni rupa. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, prinsip seni rupa ada 8, yaitu: komposisi kesatuan keselarasan penekanan keseimbangan kesebandingan pengulangan atau irama gradasi. Prinsip-prinsip seni rupa digunakan untuk membantu mengarahkan pemilihan, pengaturan, dan penataan elemen-elemen visual dalam sebuah karya seni. Melalui penerapan prinsip-prinsip seni rupa ini diharapkan suatu karya seni memiliki makna yang dalam dan berkarakter, namun tetap estetik.


Kesatuan

Prinsip inilah yang menunjang bagaimana unsur-unsur dalam seni rupa saling berpadu satu sama lain sehingga saling menunjang dalam membangun sebuah komposisi yang menarik dan indah. Kesatuan menjadikan sebuah karya seni memiliki nilai estetis.

2. Keselarasan

Kesatuan dari unsur-unsur karya seni rupa akan indah dan memiliki nilai estetis jika kesatuan tersebut berpadu dengan selaras (harmony). Keselarasan adalah kaitan kedekatan unsur-unsur yang berbeda baik bentuk, pencahayaan, warna dalam menciptakan keindahan.

3. Penekanan

Contrast adalah prinsip seni rupa yang memberikan kesan adanya perbedaan dari dua unsur yang berlawanan tapi saling berdekatan. Penekanan akan membuat sebuah karya seni terlihat tidak monoton. Dengan memberikan perbedaan yang mencolok pada bentuk, warna, dan ukuran sebuah karya seni akan terlihat lebih menarik.

Contohnya bisa kamu perhatikan dalam fotografi hitam putih. Karena enggak ada warna, fotografer cenderung menggunakan kontras agar fotonya terlihat menarik.

4. Irama juga salah satu prinsip seni rupa

Irama (rythm) merupakan prinsip yang mendasari pengulangan satu atau lebih unsur secara teratur. Unsur-unsur seni rupa bisa berupa garis, bentuk, atau variasi warna yang berulang secara harmonis sehingga meningkatkan nilai estetika karya seni.

5. Gradasi

Prinsip gradasi adalah susunan warna berdasarkan tingkatan tertentu pada sebuah karya seni. Gradasi paling sering kita terapkan dalam pembuatan mozaik, karikatur, lukisan, dan karya seni rupa lainnya. 



Prinsip ini membuat karya menjadi lebih hidup. Bayangkan jika kamu menggambar langit hanya dengan satu warna. Padahal, dalam dunia nyata langit terlihat bergradasi antara biru gelap dan biru terang.

6. Kesebandingan

Kesebandingan (proportion) adalah prinsip yang mengacu pada keteraturan dan penyesuaian dari wujud karya seni rupa. Contohnya, dalam menggambar manusia, pelukis harus menyesuaikan ukuran kepala dengan badan, kecuali jika ia mencoba menggambar karikatur.

7. Komposisi

Prinsip yang satu ini adalah organisasi dari unsur-unsur yang tersusun menjadi teratur, serasi, dan menarik. Komposisi adalah tata susunan yang menyangkut keseimbangan, kesatuan, irama, dan keselarasan dalam suatu karya seni rupa. 

8. Keseimbangan

Keseimbangan (balance) adalah prinsip yang bertanggungjawab pada kesan dari suatu susunan unsur-unsur seni rupa. Unsur-unsur ini diatur sedemikian rupa melalui keseimbangan akan menjadi daya tarik bagi para penikmat karya seni.

Tuesday, October 31, 2023

BATIK DAN SEJARAHNYA

 

 Batik merupakan peninggalan budaya manusia dan berkembang menjadi kesenian. Bukti-bukti yang menguatkan batik berasal dari Indonesia yang dimulai dari pedalaman Kalimantan yaitu, batik mulai menjadi budaya yang berkembang pesat pada jaman kerajaan dan di Indonesia kerajaan pertama kali tumbuh adalah kerajaan Kutai di Kalimantan.

Namun ada pendapat lain yang mengatakan bahwa secara historis, batik telah ada sejak zaman nenek moyang yang dikenal sejak abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Motif yang marak pada waktu itu adalah motif bentuk binatang dan tanaman, yang kemudian berkembang dari corak-corak lukisan binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya. Selanjutnya melalui penandaan lukisan dengan seni dekorasi pakaian, lahirlah seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini.

Kata Batik itu sendiri diserap dari bahasa Jawa “amba” yang artinya menulis dan “nitik”. Batik erat dikaitkan dengan kebudayaan etnis Jawa, sudah ada sejak jaman Raden Wijaya (1294-1309) pada masa pemerintahan kerajaan Majapahit. Setelah akhir abad XVIII, batik mulai meluas menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa.

Pada awalnya kesenian batik ini hanya khusus untuk pakaian raja dan keluarga, serta para pengikutnya. Proses pembuatannya pun hanya terbatas di lingkungan keraton saja. Namun karena tuntuan perkembangan jaman, produk kesenian ini kemudian oleh para pengikut raja yang ada diluar keratin, dibawa


keluar keraton. sehingga akhirnya menjadi pakaian rakyat. Fakta membuktikan bahwa sampai abad XX, semua pekerjaan membatik dilakukan oleh kaum perempuan. Di masa itu, pekerjaan membatik membutuhkan waktu yang sangat lama, bisa memakan waktu dua sampai tiga bulan baru selesai.

Selain teknik di atas, pembuatan batik dengan menggunakan batik cap, baru dikenal setelah perang dunia pertama. Ide ini muncul dari lamanya pekerjaan membatik. Ide ini berasal dari Kwee Seng dari Banyumas yang keturunan Tionghoa. Sejak adanya produksi batik cap inilah kaum pria juga ikut bisa berkarya dalam pembuatan batik.

Seiring berjalannya waktu, kini batik juga bisa dibuat dari bahan selain mori, misalkan rayon, polyester maupun sutra. Keberagaman bahan ini dapat menambah variasi dalam batik. Motif gambar batik dibentuk/ ditulis dengan alat bernama canting yang berisi cairan lilin untuk menorehkan motif halus atau kuas untuk membuat motif berukuran besar. Setelah proses pewarnaan dengan lilin selesai, langkah selanjutnya adalah pencelupan dengan warna yang dikehendaki.


Menilik Sejarah Batik, Salah Satu Duta Budaya Indonesia

Batik Ragam dipertunjukkan saat peresmian Museum Batik Indonesia, yang bertepatan dengan Hari Batik Nasional 2 Oktober 2023, di Jakarta. (Foto: Kemendikbudristek).

Indonesia, dengan kekayaan budayanya yang beragam, terkenal di seluruh dunia karena berbagai macam produk budayanya. Salah satunya batik, sebuah warisan budaya yang sangat berharga. Setiap tahun, Indonesia merayakan Hari Batik Nasional pada tanggal 2 Oktober sebagai bentuk penghargaan dan kebanggaan terhadap warisan budaya ini.

Sejarah Hari Batik Nasional dimulai dari pengakuan batik sebagai warisan budaya takbenda oleh UNESCO pada tahun 2009. Pengakuan ini terjadi dalam sidang ke-4 Komite Antar Pemerintah tentang Warisan Budaya Tak Benda di Abu Dhabi pada tanggal 2 Oktober 2009. Pada saat itu, batik diakui bersama dengan beberapa unsur budaya lainnya, seperti wayang, keris, noken, dan tari Saman, sebagai Bagian dari Warisan Budaya Takbenda Manusia atau Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity. 

Awalnya, batik diperkenalkan ke dunia internasional oleh Presiden Soeharto saat mengikuti konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa. Batik Indonesia kemudian didaftarkan untuk mendapatkan status Warisan Budaya Tak Benda (ICH) melalui UNESCO pada tanggal 4 September 2008 di Jakarta. Pada tanggal 9 Januari 2009, pengajuan batik untuk Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi UNESCO diterima secara resmi, dan batik dikukuhkan sebagai bagian dari Warisan Budaya Tak Benda dalam sidang keempat Komite Antar-Pemerintah yang diselenggarakan oleh UNESCO di Abu Dhabi pada tanggal 2 Oktober 2009.  

Presiden ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), kemudian menjadikan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 33 Tahun 2009 yang dikeluarkan pada tanggal 17 November 2009. Melalui Keputusan Presiden ini, Kementerian Dalam Negeri kemudian diterbitkan Surat Edaran yang mengimbau seluruh pegawai pemerintah di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten untuk mengenakan batik setiap Hari Batik Nasional.

Sejarah batik di Indonesia terkait dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Jawa. Batik mulai dikembangkan pada masa kerajaan Mataram, kemudian berlanjut di masa kerajaan Solo dan Yogyakarta. Batik awalnya hanya digunakan di keraton untuk pakaian para raja dan keluarganya, namun kemudian mulai diproduksi oleh masyarakat umum dan menjadi populer sebagai pakaian. Batik tradisional menggunakan bahan pewarna alami, seperti tumbuhan seperti pohon mengkudu, soga, soda abu, dan tanah lumpur.

Pembuatan batik memiliki berbagai jenis teknik, seperti batik tulis, batik cap, dan batik print. Selain itu, terdapat beragam motif batik dengan makna filosofis yang berbeda-beda. Batik telah berkembang pesat dan diproduksi oleh berbagai daerah di Indonesia, masing-masing dengan ciri khasnya sendiri. Selain itu, batik juga telah meraih pengakuan internasional dan menjadi bagian dari dunia mode global dengan berpartisipasi dalam berbagai pagelaran fashion show di berbagai kota internasional seperti New York dan Milan.

Hari Batik Nasional bukan sekedar peringatan, tetapi juga menjadi cara untuk menjaga identitas bangsa Indonesia dan memperkuat persatuan. Memakai batik adalah simbol persatuan yang melampaui perbedaan sosial, baik kaya maupun miskin. Melalui peringatan ini, warisan budaya batik semakin diakui secara global, dan masyarakat Indonesia diharapkan lebih percaya diri dalam memakai batik sebagai bagian dari upaya melestarikan warisan budaya Indonesia. Selain itu, Hari Batik Nasional juga memiliki potensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui industri batik.


ILUSTRASI

  kegiatan yang bertujuan untuk memperjelas ide cerita atau narasi, di mana tujuan utamanya untuk memperjelas, memperkuat, mempertegas dan m...